Hari ini tepatnya beberapa menit yang lalu saya membaca lagi tulisan saya sendiri tentang benih cinta yang pernah saya tulis pada awal saya baru mengenal dan membuat blog ini. Selesai membaca air mata saya keluar secara otomatis, yah saya terharu dengan peristiwa masa lalu saya. Saya mudah sekali terharu, apalagi jika saya melihat kejadian-kejadian yang menyangkut anak-anak kecil. Seperti pada waktu saya melihat film Laskar Pelangi mata saya sembab setelah selesai menontonnya. Hal itu menandakan atau membuktikan saya mudah sekali terharu. Dalam peristiwa mengalami haru tersebut saya seakan-akan ingin sekali cerita mengenai peristiwa yang mengingatkan tentang masa-masa di mana saya pernah mengalami peristiwa yang sama. Jika mengalami demikian maka saya begitu mudah untuk menceritakannya dengan jelas bahkan sampai detilnya. Saya merasa tidak pandai menulis tetapi ketika tulisan saya menyangkut tentang peristiwa yang pernah saya alami begitu mudah menuangkan dalam bentuk tulisan. Saya hampir tidak mengerti dan memahami apa artinya ini, apabila dikaitkan dengan pengertian bakat dan tidak berbakat. Masalahnya ketika saya menulis tentang sesuatu yang lain dan tidak berhubungan sama sekali dengan sesuatu yang tidak pernah saya alami sendiri begitu sulit menuangkan dalam bentuk tulisan. Tetapi saya mulai memiliki keberanian menulis setelah saya mulai menulis tentang peristiwa yang saya alami sendiri. Hal itu mudah saya lakukan. Sekarang saya mulai dapat menulis apapun yang saya mau tulis. Saya tidak lagi berpikir apakah saya berbakat atau tidak berbakat dalam menulis, yang saya tahu adalah sekarang saya dapat menghasilkan tulisan mengenai apa saja. Saya tidak peduli apakah tulisan saya dibaca orang atau tidak. Saya tidak peduli lagi apakah tulisan saya jelek bahasanya atau tidak. Saya tidak peduli lagi apakah tulisan saya berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap sikap orang lain. Saya tidak peduli lagi apakah tulisan saya menarik atau tidak menarik. Saya tidak peduli lagi apakah tulisan saya membuat orang lain mudah mengerti apa yang saya tulis atau bahkan membuat bingung orang lain. Masalahnya sekarang ini saya sedang dalam tahap mau menulis apa saja. Saya tidak sedang bicara kualitas, saya tidak sedang berusaha untuk membuat orang lain mengerti yang ingin saya sampaikan. Saya sedang tidak ingin menghancurkan orang lain. Saya sedang tidak ingin orang lain terpengaruh. Saya sedang tidak ingin mengubah orang lain. Saya tidak sedang berusaha menjelaskan sesuatu agar orang lain mengerti dan memahami saya. Saya saat ini tidak ingin memahami apakah saya berbakat atau tidak berbakat. Saya saat ini sedang berpikir tentang tulisan saya saat ini sudah mencapai setengah halaman. Untuk selanjutnya saya sedang berpikir untuk menambah tulisan saya ini menjadi panjang. Maka itu saya sempat berhenti sejenak untuk melanjutkan tulisan saya ini apalagi yang akan saya tulis. Yah saya sekarang menemukan bahwa saya harus menulis lagi agar tulisan saya bertambah kalimatnya. Kira-kira begini untuk menambah kalimatnya, saya menjadi ingat mengapa saya mau menulis saat ini, gara-gara saya membaca saya mau menulis, gara-gara tulisan saya sendiri saya tergerak untuk mau menulis. Gara-gara terharu saya mau menulis, gara-gara memahami tulisan saya tergerak untuk menulis. Gara-gara membaca saya tiba-tiba timbul ide untuk menulis. Masalahnya saya tidak akan segera memulai menulis jika saya tidak segera menuliskannya. Apakah ide, perasaan, kondisi, kesibukan atau ada alasan yang lain saya tidak menghasilkan tulisan? Mungkin Anda yang membaca tulisan ini segera mulai tahu - sedang apa saat ini saya menulis – atau mungkin Anda berpikir tentang apa yang saya kehendaki untuk orang lain. Memang yang jelas saat ini saya sedang ingin menunjukkan sesuatu, ya sesuatu yang kebanyakan orang lain takutkan. Apakah saya sedang menulis sesuatu yang berarti untuk Anda? Saya harap Anda mulai sadar, bahwa saya menulis hanya sekedar ingin menghabiskan halaman ini untuk saya penuhi dengan tulisan saya dengan kalimat-kalimat yang bisa memenuhinya. Apakah tulisan saya saat ini penting? Pembaca tulisan saya akan tahu sendiri masud dari tulisan saya. Mana yang lebih baik, menyampaikan sesuatu kepada orang lain dalam bentuk tulisan atau dalam bentuk lisan? Mana yang lebih baik, menuliskan sesuatu yang ada dalam pikiran atau sekedar berpikir penuh dengan ide-ide yang menarik? Mana yang lebih baik, menuliskan sesuatu yang ingin disampaikan atau menyampaikan sesuatu yang ingin ditulis? Akhirnya saya sudah sampai pada tiga perempat halaman dari rencana tulisan saya. Sekarang ini perasaan saya sedang bergembira karena ternyata kuantitas tulisan saya dalam ukuran halaman segera akan berakhir. Faktanya memang akan berakhir dan itu sesuai dengan tujuan saya menulis tulisan ini. Yah, saya akan jujur bahwa saya memang sedang ingin membuktikannya bahwa menulis itu memang dimulai dari segera menuliskannya. Saya kira Anda yang membaca tulisan ini segera tahu dan paham bahwa faktanya saya sedang menuliskannya. Apakah Anda saat ini sedang berpikir bahwa menulis itu harus berkualitas? Apakah Anda saat ini sedang berpikir bahwa menulis itu harus ada tema yang akan ditulis? Apakah Anda saat ini sedang berpikir bahwa menulis itu harus baik bahasanya? Apakah Anda saat ini sedang berpikir bahwa menulis itu harus penuh dengan
Rabu, Januari 14, 2009
Menulis Satu Halaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kata Minat
- 01. Menyendiri itu baik jika dalam kesendirian Anda itu sedang melakukan rencana perbuatan baik untuk orang banyak (Arif)
- 02. Dua hal yang diberikan Tuhan pada kita yang kesatu tidak bisa diubah dan yang kedua bisa diubah. Tugas Anda memahami dua-duanya (Arif)
- 03. Lingkungan belajar yang baik itu dipilih dan diciptakan (Arif)
- 04. Anda akan dapat melihat sesuatu yang tidak terlihat setelah anda memutuskan untuk berusaha mencari tempat dari mana sesuatu itu bisa dilihat (Arif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar