Sabtu, September 08, 2007

Menyapa dengan Tulus

Hari ini saya mempunyai pengalaman yang menarik untuk saya tulis. Sebagai guru seperti biasanya saya disapa oleh beberapa siswa dengan salam selamat pagi dan selamat siang. Pengalaman yang cukup menggelikan kalau ada siswa yang memberi salam selamat siang padahal masih pagi atau sebaliknya memperoleh salam selamat pagi padahal hari sudah terlampau siang. Pagi tadi saya memperoleh salam dari siswa dengan sopan dan sangat ramah, “Selamat pagi bapak Arif, hari ini kami akan berusaha belajar dengan semangat seperti saran bapak, semoga bapak mengajari kami dengan penuh kesabaran” Saya sedikit terkejut karena informasi siswa tadi, tetapi segera saya sadar bahwa sapaan siswa harus segera saya balas “Selamat pagi nak, saya bangga dengan kalian semua, memang kalian seharusnya bagitu agar keberadaan kalian di sekolah ini tidak sia-sia” Begitulah pengalaman saya itu saya angkat dalam tulisan ini. Sering kali kita melakukan tugas rutin itu seperti robot, yang memiliki mekanisme serba sama, monoton dan tak bernilai, bahkan kadang lebih parah karena tugas atau pekerjaan kita apapun bidang kita dilakukan sekedar menghabiskan waktu. Kita lupa bahwa pekerjaan kita dapat dilakukan dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab. Dalam memberi semangat kepada relasi kita, teman kita, komunitas kita, diperlukan apresiasi yang tulus. Ucapan-ucapan kita dapat mempengaruhi kelangsungan hubungan timbal balik yang harmonis antara satu dengan yang lain. Terlebih kepada seseorang yang dalam keseharian selalu kita jumpai. Menyemangati relasi kita, teman kita maupun kelompok komunitas kita diperlukan kesungguhan hati, karena dengan kesungguhan hati kita akan memperoleh respon langsung dan apabila respon kita itu dapat berkenan dan dapat diterima, maka hubungan kita antara satu dengan yang lain akan dengan sendirinya tambah baik dan mendukung proses aktivitas kita. Menyapa dengan tulus akan memberikan dampak yang cukup positif dan kondusif dalam hubungannya dengan sesama. Pengaruh yang sangat berarti juga bagi kita sendiri, agar suasana yang sedang kita alami menjadikan suasana hati yang damai. Damai berarti kebebasan untuk melakukan aktivitas tanpa adanya gangguan, baik dari dalam diri kita sendiri maupun dalam diri orang lain. Semoga kita bisa belajar dari pengalaman banyak orang yang kita jumpai.
Sabtu, 26/08/07 01:40AM

1 komentar:

Kata Minat

  • 01. Menyendiri itu baik jika dalam kesendirian Anda itu sedang melakukan rencana perbuatan baik untuk orang banyak (Arif)
  • 02. Dua hal yang diberikan Tuhan pada kita yang kesatu tidak bisa diubah dan yang kedua bisa diubah. Tugas Anda memahami dua-duanya (Arif)
  • 03. Lingkungan belajar yang baik itu dipilih dan diciptakan (Arif)
  • 04. Anda akan dapat melihat sesuatu yang tidak terlihat setelah anda memutuskan untuk berusaha mencari tempat dari mana sesuatu itu bisa dilihat (Arif)